Apa yang Anda pikirkan tentang blog ini?

Sabtu, 26 November 2011


Tolong lah cinta..

Saat terdesak aku sangat mengharapkan mu membelai hening jantung hatiku.  Setidaknya kamu harus tahu mengapa aku pasrah berkata seperti ini.  Bijaknya tutur kehidupan kini buat terjebak.  Binasa!  Itu lah yang selalu diandalkan untuk resiko terdepan dari sebuah kelalaian.

Lima puluh hari kebersamaan ini tak mengubah apapun bagiku.  Tak sanggup berharap akan berkembang lebih, tak menginginkan pula menyusut hilang kendali.  Asal kau tahu cinta, tidak mudah membiarkan mu bersaksi dalam rentang waktu yang sulit tuk dijamah.  Ini sebuah keputus asaan!

Aku pernah mengizinkan mu menapaki jalanan terjal tanpa tautan jemari ini.  Lalu apa yang terjadi cinta? Bantahan mu tak bermekaran harumnya seperti kasturi .. aku hanya mampu tersenyum.  Seperti inilah keadaan nya , tak sanggup boleh lah berlalu.  Anggukkanlah kepalamu untuk menyetujui pendapat ku ini.

Mengertilah cinta..

Sewaktu mengingat mu hadir mengisi relung kalbu, tiba-tiba saja rasa syukur ini terucap syahdu.  Setidaknya kamu harus tahu mengapa aku pasrah berkata seperti ini.  Aura ketenangan mengalir , menghampiri, membentuk riak-riak kecil bergejolak indah di dada.  Tetaplah bersama!  Suasana ini lah yang nyaris membunuh keluh kesah ku.
Detik demi detik terlampaui masih tak mengubah apapun bagiku.  Tak berharap satu pujian bahkan caci makian datang menghampiri tanpa alasan yang pasti.  Jika kamu mengerti, kesederhanaan kita ialah pondasi penyatuan satu asa.  Ini sebuah tantangan!

Cukup hanya kamu cintaku..
Di Tahun baru Islam 1 Muharam 1433 Hijriah ini
Ijinkan aku berharap, untuk dapat selalu tersenyum bersamamu disaat sedih maupun suka hingga waktu tak berkenan lagi menjawab.

Jumat, 04 November 2011

Tari Kontemporer dan Seniman Kita


Tari kontemporer merupakan salah satu gejala dalam kehidupan modern kita dewasa ini. Keberadaannya dikalangan seniman sudah tidak asing lagi, tapi dari kalangan awam tari dari golongan ini masih kurang di kenali. Kebanyakan orang tidak mengerti, nilai-nilai dan kwalitas yang terkandung. Apakah kiranya yang dapat diharapkan dari tari yang menamai dirinya tari kontemporer itu, yang ditangkap hanya keanehannya saja oleh karena dilatarbelakangi oleh ketidaklazimannnya itu. Lewat usaha pengadaan even-even seperti Pasar tari Kontemporer, Indonesia Dance Festival, Festival Nasional Tari Nusantara dan kegiatan apa lagi yang akan muncul nanti nya itulah yang akan menjembatani pemahaman dalam masyarakat.  Dengan begitu, karya yang disajikan dapat disimak, dinilai dan dihayati oleh banyak orang.  Kemudian diperbincangkan, dikenang, dan kemudian orang mengharapkan untuk melihat karya-karya tari kontemporer spektakuler lain nya.

 
Tari kontemporer atau tari masa kini merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh seniman tari sebagai perkembangan lebih lanjut dari gerakan yang dilancarkan oleh seni modern, yang cendrung untuk menentang tradisi. Usaha yang keras untuk menemukan bentuk-bentuk baru, azas-azas komposisi baru dan bahkan sumber-sumber gerak selalu ada di sana di pusat medan kreativitas di mana sang seniman bekerja untuk mencari kemerdekaannya.

Seni tari kontemporer secara umum juga cendrung untuk menanggapi masalah aktual yang terjadi dalam masyarakat masing-masing atau masalah apa saja yang dikenali sebagai masalah global (hot issue). Namun, sang seniman juga hidup dalam lingkungan tradisi di mana tradisi itu berada, tradisi itu dirasakan sebagai sesuatu yang harus di hadapi, bahkan dilawan, tetapi adakalanya juga samar-samar dikenali sehingga menjadi tantangan untuk meraihnya. Melihat situasi seperti ini maka seniman itu didesak untuk bersikap terhadap tradisi melalui suatu dialog yang mempunyai arti, baik pada tataran konsep maupun pada tehnik. Kecendrungan dalam mencari penemuan-penemuan baru, mencari sumber-sumber gerak yang baru, tehnik-tehnik yang baru. Agaknya hal seperti inilah yang digemari oleh penata tari muda sekarang lalu di tampung oleh suatu wadah yang sering dinamakan festival. Kebebasan seperti ini dijadikan sebagai wadah dan lahan yang luas menuangkan ide, gagasan, sehingga ia mampu dan siap untuk menyajikan yang sifatnya kebaru-baruan. Hal yang berbau kebaru-baruan tentu banyak mempertimbangan dari segala aspek agar menjadi sebuah pendalaman konsep yang berarti dari sebuah pikiran yang akan dilahirkan menjadi sebuah karya.


Perkembangan tari kontemporer beserta aspek-aspek pendukungnya telah nampak dalam wujud yang nyata, sebagai indikasi dari festival tari yang diadakan telah melahirkan penata tari muda dalam menyongsong masa depan tari di Indonesia. Tinggal sekarang pemantapan dan bimbingan serta motivasi diri yang paling menentukan, semua ini ditandai dengan usaha-usaha seperti hasil kreativitas.  Salah satu hal yang dapat memotivasi diri para seniman muda adalah dukungan dari pihak pemerintah atau suatu intitusi yang peduli akan pergerakan tumbuh kembang nya seni tari.  Setidak nya bisa merangkul dan menganjurkan agar  seniman seni di Indonesia lebih banyak mengundang kurator internasional agar seni kontemporer Indonesia bisa lebih dikenal secara global.


Hal yang lebih prinsipil yaitu bagaimana usaha kita tidak menjadi seniman pesanan, karena dengan menjadi seniman pesanan akan mengakibatkan lamban dalam perkembangan.  Lalu jalan yang terbaik dalam mengukir sebuah prestasi seni adalah apabila diri seniman itu dikomandoi oleh hati dan perasaannya sendiri utnuk berbuat atau berkarya. 

Intinya diri seniman itu tidak selalu dikomandoi oleh sebuah even yang besar.
Buat even sendiri aja!
Itu lebih baik untuk memicu kreativitas berkwalitas.

Terima Kasih,

(Ica_Furry).

Ulasan kecil tentang regenerasi tari yang malang melintang

"Masa muda adalah masa yang penuh semangat untuk berbuat, masa muda sarat dengan daya imajinasi, daya kreasi dan usaha pantang menyerah. Akan tetapi dalam seni semangat saja belumlah cukup. Kemampuan tehnik, kepekaan rasa, pengetahuan, kecerdasan serta pengalaman ikut menentukan.
Hendaknya semangat muda itu di sadari dan di bina, karena semangat yang menggebu itu jikalau tidak disalurkan akan mudah putus dan susah untuk bangkit kembali, padahal para muda itu menjadi tumpuan masa depan yang bahasa slogannya adalah generasi penerus. Namun tak berarti juga semua yang diterima dari yang tua harus diteruskan atau sebaliknya semua yang lama harus diganti. Sebab dalam kehidupan selalu terdiri dari tiga generasi; yang sudah senja, yang sedang berkuasa dan yang akan menggantikan. Alangkah bijaknya jika nilai lama yang masih relevan diteruskan. Tapi sepantasnya pula generasi muda diberi kesempatan untuk menemukan jati diri dan mengukir prestasi sesuai dengan gelora jiwa masa kini."
Paparan dari paragraf diatas memang benar adanya.  Pernah ketika saya mengalami masa-masa seperti itu, ada beberapa keganjalan yang menekan kemajuan kegiatan berkesenian yang sedang saya dan teman-teman geluti.  Cukup menorehkan sedikit rasa kecewa dan menumbuhkan keraguan untuk kembali bersemangat menjalankan nya.  Ketika mengetahui jawatan terkait tak mendukung terobosan-terobosan yang kami lakukan, dengan menyebarkan isu-isu politik untuk menjatuhkan, maka yang bisa saya lakukan saat itu hanyalah menguatkan rasa semangat teman-teman atas keputus asaan yang kian tercipta.

Tidak pernah menyangka bahwasanya seni yang kami tawarkan (dalam hal ini ialah seni tari) secara tidak langsung hanya dijadikan sebuah trik alih kuasa, alih kiblat, dan alih dana segar.  Mengapa dikatakan demikian?  Jawabnya sangat gampang, karena kami masih bodoh.  Dimana kesempatan berdikari itu bisa kami dapatkan? kalau pun di dapat, resiko terbesar adalah kami harus sadar dan siap dikatakan sebagai kelinci percobaan.

Menggaris bawahi kalimat diatas yang berbunyi, Sebab dalam kehidupan selalu terdiri dari tiga generasi; yang sudah senja, yang sedang berkuasa dan yang akan menggantikan. Alangkah bijaknya jika nilai lama yang masih relevan diteruskan.  Sejujurnya tak pernah sedikitpun saya memiliki niatan untuk merusak yang namanya tradisi warisan.  Hanya mencoba untuk menjadi lebih kreatif menanggapi masalah sosio-kultural lalu menuangkan nya ke dalam bentuk tari.  Esensi yang dipakai sebagai nafas pedoman bagi karya yang diciptakan tetap saja berasal dari tradisi.  Mungkin hanya bentuk pengemasan nya saja yang tidak biasa sehingga dipandang “beda” dan aneh dalam lingkup tempat kami hidup.  Dengan selalu tampil beda itulah tujuan kami sebenar nya agar ada kesempatan regenerasi tari baru hadir dalam lingkup kehidupan kami. Ironis nya, tidak mudah bagi mereka yang sudah senja, yang sedang berkuasa, menerima bahwa yang menggantikan kini telah ada.  Inilah sebuah PR yang harus kami kerjakan entah sampai kapan bisa terselesaikan.

Seorang seniman besar pernah berkata kepada saya ; “Ketika kesenian itu dirusak, positif nya adalah pengetahuan tentang tradisi asli suatu daerah akan semakin dicari dan terus digali oleh banyak orang. Jadi jangan pernah takut ‘merusak’, karena itu pun sudah pasti ada etika dan pertanggungjawaban nya.  Yakin bahwa semua kesabaran dan keuletan itu bisa menghasilkan karya yang luar biasa berbeda.”

Sangat menarik!

Masalah ini selalu menjadi kajian bagi saya sebagai seorang koreografer, pemerhati seni dan penulis selama kurang lebih 5 tahun belakangan ini.  Saya memang tidak berbakat untuk banyak bicara, akan tetapi saya lebih sering berusaha memaparkan nya lewat tulisan-tulisan agar pembaca dapat menikmati sendiri bagaimana susah senang nya bergelut di layar seni pertunjukan terutama tari.  Membawa perubahan ke daerah tempat kita berasal memang gampang-gampang susah.  Semua butuh waktu.  Walau terasa kecil yang dilakukan, mungkin saja bisa jadi sangat besar pengaruh nya dikemudian hari.

Ada beberapa tulisan yang nanti nya akan hadir mengisi di pikiran-pikiran anda, semoga saja dapat menggelitik untuk meng_kritisi pemikiran saya.

Terima Kasih.
(Ica_Furry)